Pada pembahasan artikel kali ini kita akan membahas mengenai dampak perceraian pada psikologis anak. Perceraian sendiri merupakan berakhirnya sebuah hubungan yang disebabkan oleh kegagalan suami atau istri dalam menjalankan perannya masing-masing. Sebetulnya perceraian adalah hal yang paling dihindari oleh pasangan suami istri. Namun perceraian tak jarang dianggap sebagai jalan keluar dari beragam permasalahan rumah tangga. Sebagian orang memilih perceraian untuk menyelesaikan konflik dalam rumah tangga.

Berbicara soal perceraian, hal semacam ini tidak hanya melibatkan antara suami dan istri saja. Namun ada peran anak yang biasanya dikorbankan karena perceraian. Dampak yang dialami oleh anak, biasanya berupa dampak negatif yang dapat mengganggu psikologisnya. Perceraian orang tua dapat menyisakan luka dalam benak anak. Bahkan, luka yang dialami anak mungkin saja akan terus dibawanya hingga dewasa. Nah berikut dibawah ini, akan Detektif Angel bagikan beberapa dampak perceraian yang dapat terjadi pada psikologis anak anda.

Dampak yang bisa ditimbulkan dari perceraian terhadap psikologis anak anda

1. Menimbulkan rasa ketakutan dan tidak percaya diri

Dampak pertama yang akan dirasakan oleh anak ketika orangtua memutuskan untuk bercerai adalah sang anak akan berisiko kehilangan rasa percaya diri, ketenangan batin, dan kehilangan cita-cita. Orangtua yang biasa merupakan tempat bersandar seorang anak, akan hilang ketika mereka jika terjadi perceraian. Karena kehilangan sosok orangtua untuk bersandar anak tidak lagi memiliki semangat dalam menjalani kehidupan. Hasilnya, mereka akan berkembang menjadi pribadi yang penakut. Sifat ini akan membuatnya menarik diri dari pergaulan di masyarakat dan ia akan memilih untuk bersembunyi dalam kesendirian atau malah menjadi seorang pribadi yang kasar.

2. Merasa kesepian yang berujung pada sikapnya yang tak terkendali

Selanjutnya dampak perceraian pada anak yang kedua adalah merasa kesepian yang berujung pada sikapnya yang tak terkendali. hal ini merupakan salah satu dampak psikis yang pasti terjadi pada anak korban perceraian. Masih dikarenakan kehilangan sosok orangtua sebagai tempat bersandar, anak akan merasa kesepian. Rasa kesepian yang dialami anak akibat perceraian akan sangat mencolok, sebab mereka akan merasakan kehilangan salah satu orangtuanya atau bahkan keduanya.

Tidak hanya itu, dari rasa kesepian itu anak-anak korban perceraian biasanya cenderung merasa tidak memiliki arah tujuan hidup dan tidak memiliki pendukung dalam hidupnya. Mereka akan menjadi anak yang di luar kendali dan lebih agresif. Mereka juga cenderung lebih mudah terlibat dalam penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Sikap tak terkendali ini didasarkan karena ia ingin mencari penawar dari rasa kesepiannya yang diakibatkan perceraian.

3. memiliki rasa kebencian terhadap orangtua

Pikiran seorang anak memang belum sematang pikiran orang dewasa. Seorang anak mudah untuk menyimpulkan sebuah pendapat tanpa berpikir panjang terlebih dahulu. Karena adanya perceraian, otomatis perhatian orangtua akan teralihkan dan kurang memperhatikan anak. Hal ini bisa disimpulkan oleh anak bahwa orang tuanya sudah menelantarkannya dan tidak peduli lagi terhadapnya. Berdasarkan akan mulai muncul rasa kebencian dalam diri anak terhadap orang tuanya. Pada akhirnya anak akan mudah membantah dan tidak mau lagi menghargai orangtua. Terlebih bisa saja terjadi kemungkinan paling parah yakni anak akan meninggalkan kehidupan bersama orangtuanya dan lebih memilih hidup sendiri entah bagaimanapun caranya.

4. Penurunan terhadap kualitas hidupnya

Setelah semua dampak diatas dialami oleh anak, maka kualitas kehidupan anak akan mulai mengalami penurunan. Penurunan ini bisa terjadi pada sisi ekonomi yang sulit dan bahkan penurunan akademiknya. Saat orangtua bercerai otomatis perekonomian keluarga akan terganggu, dengan terganggunya perekonomian keluarga maka kehidupan sang anak juga akan merosot tajam. Yang lebih parah bisa saja terjadi terhadap akademiknya, karena tidak memiliki uang lagi akademik anak bisa saja terhenti. Dengan terhentinya akademik anak, makan hilang sudah masa depan anak dan ia akan terjebak di kehidupan yang rendah.

5. Kehilangan rasa percaya terhadap cinta dan tidak mau menikah

Melihat kegagalan yang dialami orang tuanya dalam membina rumah tangga, ditambah dengan pengalaman merasakan dampak dari perceraian tersebut anak bisa saja tidak bisa percaya terhadap cinta dan tidak mau menikah. Rasa trauma yang terjadi akibat perceraian akan membuat anak menghindari pernikahan saat ia dewasa. Ia akan merasa enggan melangsungkan pernikahan karena takut mengalami hal yang sama seperti orangtua mereka. Parahnya lagi, mereka bahkan enggan menjalin hubungan akibat rasa trauma mendalam.

 

Itulah beberapa dampak perceraian yang bisa terjadi pada psikologi anak. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk bercerai, tidak ada salahnya bagi anda untuk mencoba memperbaiki hubungan kembali. Jika perceraian adalah satu-satunya jalan yang harus ditempuh oleh orangtua, pastikan kasih sayang dan perhatian untuk anak tidak berkurang agar efek perceraian bagi anak tidak menjadi masalah yang perlu penanganan khusus.

Memang tidak mudah untuk menjalani hubungan pernikahan dengan masalah yang terus menghantui pernikahan tersebut. Perselingkuhan biasanya merupakan akar permasalahan dari perceraian yang banyak dialami oleh sebagian besar orang yang bercerai. Jika sudah terjadi perselingkuhan, memang bukan hal mudah untuk menerimanya. Namun ada baiknya kamu tetap menghadapinya dengan kepala dingin, jangan sampai terbawa emosi yang membawa kamu ke jalan yang salah. Jika kamu memiliki permasalahan rumah tangga akibat perselingkuhan, kamu bisa berkonsultasi dengan Detektif Angel, detektif perselingkuhan terbaik.

| Detektif Angel: Jasa Detektif Perselingkuhan

Jangan mudah mengambil keputusan, dalam mengambil keputusan harus dipikirkan dengan matang-matang, oleh karena itu jangan ragu untuk berkonsultasi dengan kami untuk menyelesaikan permasalahan rumah tangga kamu. 

Hallo Detektif Angel
Send via WhatsApp