Dalam pembahasan artikel kita kali ini, kita akan membahas mengenai selingkuh menurut psikologi. Arti selingkuh sendiri merupakan sebuah perbuatan ketidakjujuran dalam sebuah hubungan baik dalam hubungan pacaran maupun sudah pada jenjang pernikahan. Perbuatan selingkuh terjadi dimana salah satu pasangan menjalin kisah cinta dengan orang lain tanpa sepengetahuan pasangan aslinya. Perselingkuhan adalah awal dari sebuah kehancuran dalam sebuah hubungan, karena dengan perselingkuhan akan memicu masalah dengan pasangan resmi lantaran sakit hati cintanya diduakan dengan orang lain.

Perselingkuhan memang merupakan sebuah hal negatif dan dihindari oleh semua orang. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa perselingkuhan kerap kali terjadi. Ketika berbicara soal perasaan, maka tentu sangat memiliki kaitan erat dengan kondisi psikologis setiap orang. Nah jika penjelasan diatas merupakan arti secara umum dari selingkuh, dibawah ini kita akan membahas mengenai selingkuh menurut psikologi.

Penjelasan lengkap mengenai selingkuh menurut psikologi

Apa itu selingkuh menurut psikologi

Menurut Hertlein, Wetchler, dan Piercy, selingkuh adalah seluruh perilaku yang melanggar kontrak yang dimiliki antar pasangan. Tidak hanya itu, perselingkuhan juga menyangkut hubungan seksual dengan orang lain, perilaku cybersex, melihat pornografi, keintiman secara fisik seperti berciuman dan bergandengan tangan, serta keintiman secara emosi dengan orang lain selain pasangan.

Menurut psikologi, selingkuh sangat berkaitan dengan masalah perasaan cinta dan seksual. Dengan 2 alasan psikologi ini, menjadi alasan kuat untuk sebagian orang untuk berselingkuh. Perselingkuhan secara seksual ditunjukkan dengan adanya hubungan seksual dengan orang lain. Sedangkan perselingkuhan secara emosional dicirikan dengan kedekatan emosional dengan pasangan selingkuh yang dapat meliputi perilaku saling berbagi, memahami, persahabatan, self-esteem yang layaknya pasangan. Perselingkuhan secara emosional dilakukan tanpa adanya perilaku berhubungan seksual antara pasangan selingkuh.

Latar belakang terjadinya perselingkuhan menurut psikologi

Menurut penelitian psikologi yang diterangkan Selternman, Garcia & dan Tsapleas  pada tahun 2019, sebagian besar orang berselingkuh disebabkan karena beberapa aspek dalam hubungannya dengan pasangan utama tidak memenuhi ekspektasi atau dengan kata lain merasa tidak puas (Selterman, Garcia, & Tsapelas, 2019). Tidak terpenuhinya ekspektasi inilah yang kemudian mendorong perilaku seseorang untuk mencari kepuasan baik fisik maupun batin di luar pasangan utama.

Selanjutnya ketiga psikolog ini menambahkan ternyata pria lebih cenderung melakukan perselingkuhan karena nafsu seksual, keinginan variasi dalam seks, dan faktor situasional. Sedangkan, perempuan lebih sering melakukan perselingkuhan ketika dirinya merasa diabaikan oleh pasangan dan merasa kurang kasih sayang.

Dampak buruk yang terjadi setelah terjadi perselingkuhan

Perselingkuhan dapat memberikan dampak yang buruk setelah terjadi. Dampak yang sudah pasti terjadi akibat perselingkuhan adalah kerenggangan hubungan dengan pasangan. Dengan terjadinya sebuah perselingkuhan, dapat menimbulkan ketidakharmonisan dalam hubungan bahkan tidak jarang sehingga terjadi sebuah perceraian atau perpisahan.

Menurut Selterman, Garcia, dan Tsapelas (2020), individu yang bercerai akibat perselingkuhan memiliki tingkat kelekatan yang rendah dengan pasangannya atau dapat dikatakan mengalami kerenggangan dalam hubungan. Selain kerenggangan dalam hubungan, perselingkuhan juga berdampak pada munculnya kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga yang dapat berujung membahayakan nyawa salah satu atau bahkan kedua pasangan. Hal ini juga bisa berdampak pada kondisi psikologi masing-masing pasangan yang akan terganggu akibat adanya masalah besar yakni perselingkuhan. tidak jarang ditemukan seseorang yang mengalami depresi berat akibat dari terjadinya perselingkuhan. 

Bahkan dampak buruk dari perselingkuhan tidak hanya dirasakan oleh kedua pasangan saja. Jika pasangan tersebut sudah memiliki buah hati atau seorang anak, maka hal ini juga dapat memberikan dampak buruk pada psikologi sang anak. Terlebih ketika semuanya berujung dengan perceraian, maka anaklah yang akan terkena dampak paling besar. Untuk mengetahui apa saja dampak buruk dari perceraian terhadap anak, Detektif Angel sebelumnya sudah membagikan artikel tersebut. Kamu bisa membacanya dengan mengunjungi artikel dibawah ini.

| Detektif Angel: Dampak Perceraian Pada Psikologis Anak

 

Nah demikianlah pembahasan kita kali ini mengenai selingkuh menurut psikologi. Apapun alasannya selingkuh merupakan perbuatan yang tidak dibenarkan. Karena dari perbuatan selingkuh, dapat memberikan dampak negatif yang besar terhadap pasangan dan orang terdekatnya. Untuk itu kita harus senantiasa menjauhi perbuatan yang mendekati perselingkuhan. Dari pada mencari kepuasan kepada orang lain, lebih baik kita mensyukuri apa yang kita miliki dan justru lebih baik meningkatkan keharmonisan dengan pasangan kita. Mungkin cukup sampai disini pembahasan yang bisa dibahas oleh Detektif Angel kali ini.

Hallo Detektif Angel
Send via WhatsApp